LEMBAR
PERSETUJUAN
KEMAMPUAN
MENGIDENTIFIKASI PUISI TERKENANG: MU KARYA SR. WILDA, CIJ PADA SISWA KELAS VIII
SMP NEGERI 1 MAUROLE
TAHUN
AJARAN 2012/2013
TRIVONIA
TEI
NIM :
2008220088
Skripsi Ditulis untuk Memenuhi sebagian Persyaratan
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan
Pembimbing I Pembimbing II
Veronika
Genua, S.Pd, M. Hum Imelda Oliva Wisang, S.Pd, M.
Pd NIPY : 1980 2001 185 NIPY : 1980 2009 385
Mengetahui
Ketua
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Alexander
Bala Gawen, S.Pd,M.Pd
NIPY
: 1980 2002 220
LEMBAR
PENGESAHAN
KEMAMPUAN
MENGIDENTIFIKASI PUISI TERKENANG : MU KARYA
SR. WILDA CIJ PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 MAUROLE TAHUN
AJARAN 2013/2013
TRIVONIA
TEI
NIM: 2008220052
Dipertahankan Di Depan Panitia Penguji
Skripsi Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Flores
Hari
:
Tanggal
:
PANITIA
PENGUJI :
1. .....................................
(Ketua Panitia)
2. .....................................
(Sekretaris/Penguji)
3. ......................................
(Penguji Utama)
4. ......................................
(Anggota I)
5.
......................................
(Anggota II)
|
(..................................................)
(..................................................)
(..................................................)
(..................................................)
(..................................................)
|
Mengesahkan
|
|
Dekan FKIP Universitas Flores
Dr. Pius Pampe, M. Hum
NIPY. 1980 88 052
|
Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa Dan Sastra
Indonesia
Alexander Bala Gawen.,S.P.D, M. Pd
NIPY. 1980 2002 220
|
MOTTO
KESUKSESAN BUTUH KETABAHAN
(
IVON )
PERSEMBAHAN
Dengan
penuh rasa syukur dan terima kasih, ku persembahkan skripsi ini kepada:
1. Tuhan
sumber kekuatan.
2. Yang
tercinta bapak Petrus Setu dan mama Magdalena Mbu yang telah melahirkan dan
membesarkan, mendidik dan membiayaiku dengan penuh kasih sayang.
3. Kekasih
Ku tercinta Nikolaus Moki yang telah mendukung moril maupun material hingga
penulis dapat menyelesaikan perkuliahan dan penulisan skripsi ini.
4. Kakak
ku Maria Goreti Kune yang telah memberikan banyak nasehat serta dorongan dalam
menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
5. Adik-adik
ku Antonia Oka, Trisia Londa, Lydia Anita Reo, Emanuel Natalis serta ponaan ku
Melan yang selalu memotivasi penulis.
6. Teman-teman
seperjuangan.
7. Almamater
ku tercinta Universitas Flores Ende.
8. Agama,
Bangsa dan Negara tercinta.
KATA
PENGANTAR
Puji
dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah
melimpahkan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi
ini dengan judul Kemampuan
Mengideentifikasi Puisi Terkenang: mu Karya Sr. Wilda CIJ Pada Siswa Kelas VIII
SMP Negeri 1 Maurole.
Penulisan
skripsi merupakan salah satu persyaratan akademik untuk memperoleh gelar
sarjana pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Universitas Flores. Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini,
penulis menghadapi berbagai kesulitan, namun karena bantuan dari berbagai pihak
semua kesulitan dapat teratasi. Oleh karena itu, penulis patut mengucapkan
limpah terima kasih kepada:
1. Yayasan
Perguruan Tinggi Universitas Flores.
2. Rektor
dan Pembantu Rektor Universitas Flores.
3. Dekan
dan Pembantu Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Flores.
4. Ketua
Program Studi dan Para Dosen yang telah membantu dan membekali penulis dengan
berbagai ilmu yang berguna.
5. Veronika
Genua, S.Pd, M. Hum sebagai pembimbing I dan Imelda Oliva Wisang, S.Pd, M.Pd
sebagai pembimbing II yang dengan tekun dan penuh kesabaran membantu dan
membimbing penulis.
6. Bapak
Desi Darius Ruru, S.Pd. Selaku kepala Sekolah SMP Negeri 1 Maurole yang telah
menginkan penilis untuk melakukan penelitian.
7. Semua
pihak yang telah membantu penulis baik langsung maupun tidak langsung.
Akhirnya,
penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena
itu kritik dan saran yang membangun sangat diperlukan oleh penulis demi
menyempurnakan Sripsi ini.
Ende,
01 November 2012
Penulis
DAFTAR ISI
|
|
|
|
|
|
|
|
ABSTRAK.............................................................................................................
|
1.1.
|
1.2. AAAAA...........................................................................................
|
2.2.1.
|
2.2.2.
|
2.2.3. ZZZZ................................................................................................
BAB
III
BAB
IV TEMUAN
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Tabel 5 Frekuensi Nilai.......................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Dalam era globalisasi ini, ada berbagai
macam cara orang melakukan komunikasi dengan orang lain. Salah satunya dengan
mengungkapkan isi hati dan ide atau gagasan pikiran tersebut melalui sastra. Sastra
dianggap sebagai sebuah bidang kebudayaan manusia yang paling tua yang
mendahului cabang-cabang kebudayaan lainnya. Sebelum adanya ilmu pengetahuan
dan teknologi, kesenian sudah lahir sebagai media ekspresi pengalaman estetik
manusia berhadapan dengan alam sebagai penjelma keindahan (Teeuw, 2003:19).
Dalam menciptakan karya sastra, seorang
pengarang perlu melihat sastra yang tepat untuk menuangkan pikiran, perasaan,
pengetahuan dari keseluruhan peristiwa yang meliputinya. Kehidupan pengarang
sangat tergantung pada keberadaan segala sesuatu di sekitarnya. Sebetulnya ia
sedang menghadirkan kembali keseharian hidupnya di atas karya sastra. Realitas
ini dituangkan menggunakan bahasa yang indah dan menarik.
Keindahan adalah sebuah
aplikasi interesa dan incape. Interesa adalah pengaruh yang nyata dari
Tuhan terhadap ciptaan kreatif seseorang sastrawan, sedangkan incape adalah pemahaman atau kekuatan
melihat sesuatu dengan pikiran hati sebagai suatu pijakan, realitas dalam
sastra berdasarkan kebenaran Tuhan, (Endaswara, 2003: 68).
Pencipta suatu karya sastra (puisi) oleh
seorang penyair perlu melihat saat yang penting dan tepat untuk menuangkan pikiran,
perasaan, pengetahuan dan seluruh peristiwa yang melengkapinya. Seorang penyair
menuangkan seluruh peristiwa pengalaman, pikiran dan perasaannya dalam puisi,
inilah yang disebut puisi bersifat nyata. Puisi bersifat nyata, sedangkan
pikiran, pengetahuan, pengalaman dan perasaan bukanlah bersifat nyata karena
dapat dilihat dan dinikmati oleh orang lain. Puisi merupakan salah satu karya
sastra yang mengekspresikan pemikiran pengarang dan membangkitkan perasaan yang
merangsang imajinasi dan susunan kata yang bermakna (Pradopo, 2001:106).
Puisi adalah hasil renungan mendalam yang dilakukan oleh
para penyair. Isinya pun harus diresapi secara mendalam agar bisa dipahami
maknanya. Sebuah fakta diresapi dan direnungi hingga mendapat makna yang
mendalam seperti yang dilakukan oleh Sr. Wilda, CIJ dalam puisinya yang
berjudul Terkenang: Mu.
Menurut Surana, dkk, (1986: 28) bahwa,
menurut jamannya puisi dibedakan antara puisi lama dengan puisi baru.
Penggolongan ini jelas terlihat pada segi bentuk, isi, maupun unsur yang
mempengaruhinya sangat kontrak. Puisi yang asli dan belum mendapat pengaruh
dari puisi barat seperti pantun, gurindam, syair, bidal dan mantra digolongkan
dalam puisi lama, sedangkan puisi-puisi yang muncul setelah adanya kontrak
budaya dengan kesusastraan barat digolongkan ke dalam puisi modern seperti
soneta dan sajak bebas.
Hakekat bahasa adalah mengungkapkan ide
atau pikiran manusia. Ide atau pikiran manusia yang dikonkretkan lewat bahasa
akan dapat dimengerti oleh orang lain, apabila ia sanggup untuk memahami maknanya.
Ide yang dimaksudkan sering mengandung dualisme atas tanggapan makna, yaitu
tanggapan makna tersirat dan makna tersurat atau konotatif, kita dituntut untuk
mengandalkan asosiasi terhadap kemungkinan tenaga, pernyataan tersebut agar
dapat mengalami makna. Hal ini merupakan kesulitan bagi para peminat sastra
pada umumnya. Terutama dalam mengabstrasikan peristiwa atau kejadian yang
dialami melalui proses imajinasi.
Bertitik tolak dari pemikiran di atas
maka, berpendapat bahwa baik atau tidaknya sebuah karya sastra, dalam hal ini
puisi sangat tergantung pada apresiasi yang diberikan oleh pembaca kepada karya
yang bersangkutan, sehingga dapat memberikan tuntunan kehidupan atau tidak
hanya sebatas hiburan semata. Dengan kata lain bahwa pembaca dapat menentukan
unsur-unsur estetik atau keindahan yang terdapat dalam karya sastra, khususnya
puisi serta dapat memperoleh makna yang dapat dijadikan jawaban atas tantangan
kehidupan peminat atau pembaca.
Dari beberapa pengertian dan kesimpulan
di atas maka secara umum, para siswa SMP harus diberikan pengajaran seni yang
bersifat apresiatif khususnya, siswa di SMP Negeri 1 Maurole. Pembelajaran
apresiasi puisi sangat ditekankan pada keaktifan siswa. Untuk meningkatkan
kemampuan mengapresiasi puisi, maka guru perlu merancang dengan berbagai
latihan yang terus menerus sehingga setiap siswa mampu mengerjakan secara
tepat. Pendekatan pengajaran sastra diutamakan pada aspek kognitif, sejarah
sastra dan pengajaran ragam karya sastra.
Apabila kenyataan di atas diabaikan maka,
pelajaran mengapresiasi karya sastra di sekolah akan musnah begitu saja, lebih
lanjut sebagai dasar pertimbangan, bahwa keterampilan mengapresiasi puisi
mempunyai dampak positif terhadap siswa agar mampu berpikir kritis dan
objektif, dengan demikian peningkatan mutu pengajaran mengapresiasi puisi di
sekolah sangat diprioritaskan.
Pengajaran puisi di sekolah merupakan
kekuatan yang menyebabkan siswa itu sadar akan dirinya sendiri dan dunia yang
mengamati, mengagumi atau memberikan sesuatu atau secara singkat dapat
dilakukan menjadikan seseorang menjadi lengkap sebagai manusia. Dengan demikian
bahwa siswa SMP Negeri 1 Maurole Tahun Ajaran 2012/2013, telah mendapat materi
mengapresiasi puisi sesuai dengan kurikulum yang berlaku.
Dari latar belakang di atas penulis
mengangkat judul: Kemampuan Siswa Kelas
VIII/A SMP Negeri 1 Maurole Tahun Ajaran 2012/2013 dalam Mengapresiasi Puisi Terkenang: Mu Karya Sr. Wilda, CIJ.
1.2
Perumusan
Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka
rumusan masalah dalam pemikiran ini adalah: Bagaimanakah Kemampuan Siswa Kelas
VIII/A SMP Negeri 1 Maurole Tahun Ajaran 2012/2013 dalam Mengapresiasi Puisi Terkenang: Mu Karya Sr. Wilda, CIJ?
1.3
Tujuan
Penelitian
Berpedoman pada rumusan masalah tersebut
di atas, peneliti mengadakan penelitian pada siswa kelas VIII/A SMP Negeri 1
Maurole Tahun Ajaran 2012/2013 dengan tujuan sebagai berikut.
1.3.1 Tujuan
Umum
Untuk membangkitkan penghargaan bahwa
sastra adalah suatu sarana untuk meneruskan kebudayaan kepada generasi
mendatang yaitu mengapresiasi puisi dan pembelajaran materi puisi.
1.3.2 Tujuan
Khusus
Tujuan khusus penelitian ini adalah
untuk menemukan dan mendeskripsikan Kemampuan Siswa Kelas VIII/A SMP Negeri 1 Maurole Tahun
Ajaran 2012/2013 dalam Mengapresiasi Puisi Terkenang:
mu Karya Sr. Wilda, CIJ
1.4 Manfaat Penelitian
1.3.3 Manfaat
Teoretis
Secara teoretis, manfaat dari penelitian
ini adalah untuk menambah pengetahuan pembaca mengenal aspek yang perlu dinilai
dalam pembelajaran di kelas.
1.3.4 Manfaat
Praktis
Manfaat praktis dari penelitian ini
adalah untuk pihak-pihak berikut ini:
1. Bagi
Guru Mata Pelajaran
Memberikan kontribusi Kepada Setiap Guru
Bahasa dan Sastra Indonesia di Flores (ENDE) tentang mengapresiasi sebuah karya
sastra sebagai bahan ajar sastra Indonesia untuk diajarkan kepada siswa dengan
harapan siswa mudah memahami sastra yang berasal dari latar budaya sendiri.
2. Bagi
Peneliti
Sebagai bahan referensi untuk mengadakan
penelitian lebih lanjut mengenai kemampuan mengapresiasi puisi lewat
pembelajaran apresiasi puisi.
3. Bagi
Siswa
Menumbuhkan adanya kesadaran bahwa
dengan belajar bersama atau bekerja sama dengan orang lain dapat meningkatkan
kecerdasan intelektual, emosional, sosial, dan spiritual yang positif.
4. Bagi
Pembaca
Hasil penelitian
ini dapat digunakan sebagai literatur atau referensi tambahan yang dapat dibaca
apabila ada peneliti yang meneliti tentang sastra.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KONSEP DAN TEORI
2.1 Kajian
Pustaka
Beberapa kajian terdahulu yang dianggap
relefan dengan peneliti ini, Lumba (2004) tentang Analisis Struktur Kumpulan
Puisi Buah Rindu Karya Amir Hamzah.
Masalah yang diangkat adalah Struktur Puisi Buah
Rindu Karya Amir Hamzah dengan menggunakan teori Struktur puisi. Dari hasil
penelitian ditemukan bahwa puisi Buah
Rindu Karya Amir Hamzah merupakan bentuk puisi terikat dengan rima, irama,
sehingga menimbulkan keindahan serta memiliki makna yang mengandung keindahan
dan kedekatan diri terhadap Tuhan.
Sage (2005), dengan judul Analisis
Struktur dan Nilai-nilai Patriotisme Puisi-puisi Chairil Anwar Angkatan ’45.
Masalah yang diteliti adalah Struktur dan Nilai-nilai Patriotisme Puisi-puisi
Chairil Anwar Angkatan ’45. Hasil yang ditemukan berupa struktur puisi yang
berisikan tema, amanat, rima dan kesan. Tema berisikan puisi-puisi Chairil
Anwar, amanat yakni memberikan pesan kepada pembaca agar mengenang jasa-jasa
proklamator kita. Rima yang terdapat pada puisi Chairil Anwar rima ansonansi,
aliterasi. Kesannya, terharu, sedih dan bangga.
Sahuda (2009)
tentang Kemampuan Mengapresiasi Puisi Siswa Kelas VIII SLTP Mutmainah Ende
Tahun Ajaran 2009/2010. Masalah yang diteliti adalah kemampuan siswa dalam
mengapresiasi puisi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa mampu memahami
dan mengapresiasi puisi dengan mencapai 85, 29% dengan kategori baik.
Usman (2009) tentang Kemampuan
Mengapresiasi Struktur Puisi “Lonceng-lonceng
Berkelanangan” Karya W. S Rendra Pada Siswa SMPK Paladhya Waiwerang Tahun
Ajaran 2009/2010. Masalah yang diteliti adalah kemampuan mengapresiasi struktur
fisik dan struktur batin puisi. Hasil penetian menunjukkan siswa mampu
mengapresiasi struktur puisi.
Sarmento (2010), tentang Kemampuan
Mengapresiasi Puisi Siswa kelas IV SDN Ende 5 Tahun Ajaran 2009/2010. Masalah
yang diteliti kemampuan mengapresiasi puisi. Hasil penelitian menunjukkan siswa
mampu mengapresiasi puisi.
Penelitian tersebut akan dijadikan bahan
kajian karena ada hubungan kesamaan seperti rima, irama dan makna puisi (tema,
amanat, nada) dengan kemampuan siswa kelas VIII/A SMP Negeri 1 Maurole Tahun
Ajaran 2012/2013 dalam Mengapresiasi puisi Terkenang:
Mu karya Sr. Wilda, CIJ.
2.2.
Konsep
2.2.1
Puisi
Kata puisi (Inggris: Poem, Poetry) berasal dari bahasa Yunani
yang juga bahasa Latin yaitu piotes
yang berarti pembangunan, pembetukan atau pembuat. Sedangkan kata poiotes itu terbentuk dari kata Peieo / poie yang berarti menyebabkan,
menimbul dan menyair (Milgana, 1955: 147) puisi menurut lama yaitu karangan
yang terikat oleh (1) banyaknya baris dalam tiap bait : (2) banyaknya kata
dalam tiap baris (3) banyaknya suku kata dalam tiap baris : (4) rima (5) irama
(Soedarmo: 1984: 51). Puisi menurut pengertian baru, yaitu karangan yang tidak
terikat. Di sini para penyair dapat menulis dan mengkombinasikan sarana-sarana
keputusan yang disukainya, yang penting saran yang dipilih itu dapat mengekspresikan
pengalaman jiwanya (Jassin, 1978 : 136) puisi adalah pengucapan dengan perasaan
(Jassin, 1964 : 54).
Puisi adalah bentuk kata termasuk
bentukan-bentukan fonetisnya yang dibangun dengan mendasarkan diri pada
bunyi-bunyi kata itu, karenanya berhadapan dengan puisi para pembaca tidak
hanya mendapatkan konfigurasi bunyi yang membawa arti tetapi juga mendapatkan
potensinya dalam menimbulkan efek-efek estetis seperti rima dan ritme (Sayuti,
2003 : 101) sampai disini ada puisi (1) buah.
Menurut Pradopo (2001: 97), bahwa puisi
ialah karangan terikat berarti puisi itu terikat oleh aturan-aturan yang ketat.
Akan tetapi pada waktu sekarang para penyair berusaha untuk melepaskan diri
dari aturan yang ketat itu. Dengan demikian, terjadilah apa yang disebut dengan
karya bebas. Sesungguhnya sajak itu bebas? sajak tetap tidak bebas tetapi yang
mengikatnya adalah hakikatnya sendiri, bukan aturan yang ditentukan oleh
penyair yang membuat masyarakat terdahulu.
2.2.2 Mengapresiasi Ciri-ciri Umum Puisi
Puisi dapat didefinisikan sebagai seni tertulis dimana
bahasa digunakan untuk kualitas estetiknya untuk tambahan, atau selain arti
semantiknya. Penekanan pada segi estetik suatu bahasa dan penggunaan sengaja
pengulangan, meter dan rima adalah yang membedakan puisi dari prosa. Namun
perbedaan ini masih diperdebatkan. Beberapa ahli modern memiliki pendekatan
dengan mendefinisikan puisi tidak sebagai jenis literatur tapi sebagai perwujud
dan imajinasi manusia, yang menjadi sumber segala kreatifitas. Selain itu puisi
juga merupakan curahan isi hati seseorang yang membawa orang lain kedalam keadaan
hatinya.
Baris-baris
pada puisi dapat berbentuk apa saja (melingkar, zigzag dan lain-lain). Hal
tersebut merupakan salah satu cara penulis untuk menunjukkan pemikirannya.
Puisi kadang-kadang juga hanya berisi satu kata/suku kata yang terus
diulang-ulang. Bagi pembaca hal tersebut mungkin membuat puisi tersebut menjadi
tidak dimengerti. Tapi penulis selalu memiliki alasan untuk segala ‘keanehan’
yang diciptakannya. Tak ada yang membatasi keinginan penulis dalam menciptakan
sebuah puisi. Ada beberapa perbedaan antara puisi lama dan puisi baru.
Namun
beberapa kasus mengenai puisi modern atau puisi cyber belakangan ini makin memprihatinkan jika ditilik dari pokok
dan kaidah puisi itu sendiri yaitu ‘pemadatan kata’. kebanyakan penyair aktif
sekarang baik pemula ataupun bukan lebih mementingkan gaya bahasa dan bukan
pada pokok puisi tersebut. Didalam puisi juga biasa disisipkan majas yang
membuat puisi itu semakin indah. Majas tersebut juga ada bermacam-macam, salah
satunya adalah sarkasme yaitu sindiran langsung dengan kasar. Dibeberapa daerah
di Indonesia puisi juga sering di nyanyikan dalam bentuk pantun. mereka enggan
atau tak mau untuk melihat kaidah awal puisi tersebut.
2.3 Teori
Teori yang
digunakan dalam penelitian ini adalah teori apresiasi puisi atau
mengidentifikasi puisi (Antara, 1988: 9). Teori ini mengemukakan keberhasilan
pengajaran puisi harus didasarkan atas tahap-tahap yang terdapat dalam
pengajaran sastra. Tahap apresiasi yang dipakai sebagai patokan pengajaran
pembinaan sastra adalah:
1.
Tahap Penikmatan
Siswa diajak menikmati puisi secara
agak pasif yaitu, menonton, mendengarkan sehingga timbul rasa puas, dan rasa
senang pada diri sendiri.
2.
Tahap Penghargaan
Siswa diajak untuk setengah aktif
yaitu, bagaimana menimbulkan rasa kekaguman dan rasa senang. Pemberian rasa
puas, kekaguman dan puasnya itu kepada karya puisi tersebut. Apa sebabnya ?
Misalnya : karena baik, bernilai, bermanfaat atau telah menyusup di dalam diri
mereka.
3.
Tahap Pemahaman
Rasa itu ikut memiliki kemudian
diteruskan dengan tahap memahami, dan mengartikannya. Pemahaman itu ditekankan
kepada pemahaman unsur intrinsik dan ekstrinsik wacana puisi itu.
4.
Tahap Penghayatan
Tumbuh rasa pemahaman intrinsik dan
ekstrinsik puisi itu menimbulkan menghayati dari aspek terkecil dari puisi itu
misalnya: tema, bentuk, otografi, menganalisis, memparafrasikan dan diskusi.
5.
Tahap Implikasi
Penguasaan terhadap empat tahap di
atas akan membuahkan terciptanya sebuah kreatifitas.
Ada beberapa ciri-ciri puisi yang harus diketahui
1.
Ciri-ciri Puisi
Lama:
1)
Anonim (pengarangnya tidak
diketahui)
2)
Terikat jumlah baris, rima, dan
irama
3)
Merupakan kesusastraan lisan
4)
Gaya bahasanya statis (tetap) dan
klise
5)
Isinya fantastis dan istanaentris
2.
Ciri-ciri
Puisi Baru:
1)
Pengarangnya diketahui
2)
Tidak terikat jumlah baris, rima,
dan irama
3)
Berkembang secara lisan dan tertulis
4)
Gaya bahasanya dinamis
(berubah-ubah)
5)
Isinya tentang kehidupan pada
umumnya
2.3.1 Kegiatan Mengapresiasi Ciri-ciri Umum Puisi
Kegiatan mengapresiasi ciri-ciri
umum puisi dapat dikelompokkan atas:
a)
Kegiatan mengapresiasi ciri-ciri
umum puisi secara langsung
Dalam jenis kegiatan ini,
kegiatan-kegiatan yang dilakukan secara sadar dengan tujuan agar dapat
memahami, menikmati, menghargai, dan menilai karya sastra secara tepat.
Kegiatan mengidentifikasi langsung meliputi:
1.
Membaca puisi
2.
Mendengarkan puisi yang dibacakan
3.
Memahami unsur-unsur yang ada di
dalam puisi
b)
Kegiatan mengapresiasi ciri-ciri
umum puisi secara tidak langsung
Kegiatan mengapresiasi ciri-ciri
umum puisi secara tidak langsung merupakan kegiatan penunjang bagi kegiatan
mengapresiasi ciri-ciri umum puisi langsung. Jenis kegiatan ini seperti,
membaca teori sastra, membaca sejarah sastra, membaca kritik sastra, dan
membaca esay sastra (Djoko, 1980 : 10 - 13).
2.3.2 Unsur-unsur Puisi
Berikut ini merupakan beberapa pendapat
mengenai unsur-unsur puisi:
(1) Richards
(dalam Tarigan, 1986) mengatakan bahwa unsur puisi terdiri dari (1) hakikat
puisi yang melipuiti tema (sense),
rasa (feeling), amanat (intention), nada (tone), serta (2)
metode puisi yang meliputi diksi, imajeri, kata nyata, majas, ritme, dan rima.
(2) Waluyo
(1987) yang mengatakan bahwa dalam puisi terdapat struktur fisik atau yang
disebut pula sebagai struktur kebahasaan dan struktur batin puisi yang berupa
ungkapan batin pengarang.
(3) Altenberg
dan Lewis (dalam Badrun, 1989:6), meskipun tidak menyatakan secara jelas
tentang unsur-unsur puisi, namun dari outline buku mereka bisa dilihat adanya
(1) sifat puisi, (2) bahasa puisi: diksi, imajeri, bahasa kiasan, sarana
retorika, (3) bentuk: nilai bunyi, verifikasi, bentuk, dan makna, (4) isi:
narasi, emosi, dan tema.
(4) Hartoko
(dalam Waluyo, 1987:27) menyebut adanya unsur penting dalam puisi, yaitu unsur
tematik atau unsur semantik puisi dan unsur sintaksis puisi. Unsur tematik
puisi lebih menunjuk ke arah struktur batin puisi, unsur sintaksis menunjuk ke
arah struktur fisik puisi.
(5) Meyer
menyebutkan unsur puisi meliputi (1) diksi, (2) imajeri, (3) bahasa kiasan, (4)
simbol, (5) bunyi, (6) ritme, (7) bentuk (Badrun, 1989:6).
Dari beberapa pendapat
di atas, dapat disimpulkan bahwa unsur-unsur puisi meliputi (1) tema, (2) nada,
(3) rasa, (4) amanat, (5) diksi, (6) imaji, (7) bahasa figuratif, (8) kata
konkret, (9) ritme dan rima. Unsur-unsur puisi ini, menurut pendapat Richards
dan Waluyo dapat dipilah menjadi dua struktur, yaitu struktur batin puisi
(tema, nada, rasa, dan amanat) dan struktur fisik puisi (diksi, imajeri, bahasa
figuratif, kata konkret, ritme, dan rima).
2.3.3 Struktur fisik puisi
Adapun
struktur fisik puisi dijelaskan sebagai berikut.
(1) Perwajahan
puisi (tipografi), yaitu bentuk puisi seperti halaman yang tidak dipenuhi
kata-kata, tepi kanan-kiri, pengaturan barisnya, hingga baris puisi yang tidak
selalu dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik. Hal-hal
tersebut sangat menentukan pemaknaan terhadap puisi.
(2) Diksi,
yaitu pemilihan kata-kata yang dilakukan oleh penyair dalam puisinya. Karena
puisi adalah bentuk karya sastra yang sedikit kata-kata dapat mengungkapkan
banyak hal, maka kata-katanya harus dipilih secermat mungkin. Pemilihan kata-kata
dalam puisi erat kaitannya dengan makna, keselarasan bunyi, dan urutan kata.
Geoffrey (dalam Waluyo, 1987:68-69) menjelaskan bahwa bahasa puisi mengalami 9
(sembilan) aspek penyimpangan, yaitu penyimpangan leksikal, penyimpangan
semantis, penyimpangan fonologis, penyimpangan sintaksis, penggunaan dialek,
penggunaan register (ragam bahasa tertentu oleh kelompok/profesi tertentu),
penyimpangan historis (penggunaan kata-kata kuno), dan penyimpangan grafologis
(penggunaan kapital hingga titik).
(3) Imaji,
yaitu kata atau susunan kata-kata yang dapat mengungkapkan pengalaman indrawi,
seperti penglihatan, pendengaran, dan perasaan. Imaji dapat dibagi menjadi
tiga, yaitu imaji suara (auditif), imaji penglihatan (visual), dan imaji raba
atau sentuh (imaji taktil). Imaji dapat mengakibatkan pembaca seakan-akan
melihat, mendengar, dan merasakan seperti apa yang dialami penyair.
(4) Kata
kongkret, yaitu kata yang dapat ditangkap dengan indera yang memungkinkan
munculnya imaji. Kata-kata ini berhubungan dengan kiasan atau lambang. Misal
kata kongkret “salju: melambangkan kebekuan cinta, kehampaan hidup, dll.,
sedangkan kata kongkret “rawa-rawa” dapat melambangkan tempat kotor, tempat
hidup, bumi, kehidupan.
(5) Bahasa
figuratif, yaitu bahasa berkias yang dapat menghidupkan /meningkatkan efek dan
menimbulkan konotasi tertentu. Bahasa figuratif menyebabkan puisi menjadi
prismatis, artinya memancarkan banyak makna atau kaya akan makna (Waluyo,
1987:83). Bahasa figuratif disebut juga majas. Adapun macam-macam majas antara
lain metafora, simile, personifikasi, litotes, ironi, sinekdoke, eufemisme,
repetisi, anafora, pleonasme, antitesis, alusio, klimaks, antiklimaks, satire,
pars pro toto, totem pro parte, hingga paradoks.
(6) Versifikasi,
yaitu menyangkut rima, ritme, dan metrum. Rima adalah persamaan bunyi pada
puisi, baik diawal, tengah, dan akhir baris puisi. Rima mencakup (1) onomatope
(tiruan terhadap bunyi), misal /ng/ yang memberikan efek magis pada puisi
Sutadji C.B.), (2) bentuk intern pola bunyi (aliterasi, asonansi, persamaan
akhir, persamaan awal, sajak berselang, sajak berparuh, sajak penuh, repetisi
bunyi (kata), dan sebagainya (Waluyo, 187:92), dan (3) pengulangan
kata/ungkapan. Ritma merupakan tinggi rendah, panjang pendek, keras lemahnya
bunyi. Ritma sangat menonjol dalam pembacaan puisi.
2.3.4 Struktur Batin Puisi
Adapun
struktur batin puisi akan dijelaskan sebagai berikut.
(1)
Tema/makna (sense); media puisi adalah bahasa.
Tataran bahasa adalah hubungan tanda dengan makna, maka puisi harus bermakna,
baik makna tiap kata, baris, bait, maupun makna keseluruhan.
(2)
Rasa (feeling), yaitu sikap penyair terhadap
pokok permasalahan yang terdapat dalam puisinya. Pengungkapan tema dan rasa
erat kaitannya dengan latar belakang sosial dan psikologi penyair, misalnya latar
belakang pendidikan, agama, jenis kelamin, kelas sosial, kedudukan dalam
masyarakat, usia, pengalaman sosiologis dan psikologis, dan pengetahuan.
Kedalaman pengungkapan tema dan ketepatan dalam menyikapi suatu masalah tidak
bergantung pada kemampuan penyair memilih kata-kata, rima, gaya bahasa, dan
bentuk puisi saja, tetapi lebih banyak bergantung pada wawasan, pengetahuan,
pengalaman, dan kepribadian yang terbentuk oleh latar belakang sosiologis dan
psikologisnya.
(3)
Nada (tone), yaitu sikap penyair terhadap
pembacanya. Nada juga berhubungan dengan tema dan rasa. Penyair dapat
menyampaikan tema dengan nada menggurui, mendikte, bekerja sama dengan pembaca
untuk memecahkan masalah, menyerahkan masalah begitu saja kepada pembaca,
dengan nada sombong, menganggap bodoh dan rendah pembaca.
(4)
Amanat/tujuan/maksud (itention); sadar maupun tidak, ada
tujuan yang mendorong penyair menciptakan puisi. Tujuan tersebut bisa
dicari sebelum penyair menciptakan
puisi, maupun dapat ditemui dalam puisinya.
BAB III
METODE
PENELITIAN
3.1
Pendekatan
Penelitian
Ada dua jenis
pendekatan dalam penelitian, yakni penelitian kuantitatif yaitu pendekatan yang berpijak pada logika
deduktif yang mengedepankan angka-angka
yang teruji, terukur dan teramati, dan pendekatan kualitatif yaitu pendekatan yang berpijak pada logika
induktif dengan menggunakan kata-kata verbal.
Pendekatan yang
digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif,
yaitu pendekatan yang berpijak pada logika deduktif yang mengedepankan
angka-angka teruji, terukur dan teramati.
3.2
Data
dan Sumber Data
3.2.1
Datas
Data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah data tulis, yaitu data yang diambil dari hasil pekerjaan siswa tentang
mengapresiasi puisi Terkenang: mu Karya
Sr. Wilda, CIJ.
3.2.2
Sumber Data
Untuk keperluan
penelitian ini, data diperoleh dari dua sumber data yakni sumber data primer
dan sumber data sekunder. Sumber data yaitu siswa kelas VIII/A SMP Negeri 1
Maurole Tahun Ajaran 2012/2013, sebanyak 33 orang siswa. Data sekunder diperoleh
dari guru bidang studi Bahasa dan Sastra Indonesia dan sumber lain yang
mendukung.
3.3
Metode,
Teknik Pengumpulan Data dan Analisis Data
3.3.1
Metode Pengumpulan Data
Metode yang digunakan dalam
pengumpulan data di lapangan adalah metode tes.
3.3.2 Teknik
Pengumpulan Data
Teknik yang digunakan
penulis dalam pengumpulan data di lapangan yakni dengan menggunakan teknik
pedoman tes, dan tes yang dilakukan adalah tes dalam bentuk pilihan ganda, yang
terdiri dari 20 butir soal dengan penilaiannya sebagai berikut. Setiap soal
yang dijawab benar diberi skor 10 sedangkan jawaban yang salah diberi 0.
Setelah data dianalisis
kemudian data tersebut disajikan dengan menggunakan teknik formal dan informal.
Teknik formal menggunakan angka-angka untuk membuktikan kebenaran dampak
pembelajaran terhadap kemampuan mengapresiasi puisi. Angka-angka ini kemudian
dinarasikan dengan menggunakan teknik informal. Jadi teknik informal adalah
penggambaran analisis data dampak pembelajaran puisi dan proses pembelajaran
dengan kata-kata, yang terdapat dalam
puisi Terkenang: Mu karya Sr. Wilda,
CIJ.
3.3.3 Teknik
Analisis Data
Teknik analisis data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis statistik. Analisis
statistik adalah suatu cara untuk menghitung data kuantitatif untuk mendapatkan
rata-rata yang menggambarkan tingkat kemampuan penguasaan dengan menerapkan
metode mengapresiasi puisi.
Ukuran tingkat
penguasaan dapat diuji dengan rumus, (Faisal: 1989; Arikunto, 2002: 266).
M= ∑ ( Æ’ × x
)
n
Keterangan :
x = Besarnya
nilai berturut
Æ’ = Frekuensi
∑ = Jumlah
keseluruhan
n = Banyaknya
siswa
3.3.4
Teknik Penyajian Data
Teknik penyajian data
yang digunakan adalah teknik formal yaitu dengan menggunakan angka-angka.
BAB
IV
TEMUAN
DAN PEMBAHASAN
4.1 Temuan
Berdasarkan
temuan, maka berikut ini akan dijelaskan Kemampuan pada Siswa Kelas VIII/A SMP
Negeri 1 Maurole Tahun Ajaran 2012/2013 dalam Mengapresiasi Puisi Terkenang: mu Karya Sr. Wilda, CIJ. Sebelum membahas hasil temuan,
terlebih dahulu peneliti memberi nomor kode pada setiap siswa yang dijadikan
sampel seperti terlihat pada tabel berikut ini:
Tabel 1
Data Siswa Responden
NO
|
NAMA
|
KODE
|
1.
|
Annisa
Juwia Nina
|
AJN
|
2.
|
Adrianus
Tasrin Rego
|
ATR
|
3.
|
Agustina
Cantika Mboru
|
ACM
|
4.
|
Anastasia
Timbu
|
AT
|
5.
|
Alvianus
Meka
|
AM
|
6.
|
Cornelia
Atrin Benge
|
CAB
|
7.
|
Emiliana
Trisiana Kapi
|
ETK
|
8.
|
Efraim
Simon Parman
|
ESP
|
9.
|
Fiktorianus
Albertus Falo
|
FAF
|
10.
|
Gregorius
Agung Paga
|
GAP
|
11.
|
Hendrikus
Puli
|
HP
|
12.
|
Intan
Rukmala Sari
|
IRS
|
13.
|
Ice
Trisnawati Nitu
|
ITN
|
14.
|
Irenius
Wolo Balu
|
IWB
|
15.
|
Muhamad
Sedi
|
MS
|
16.
|
Meldiana
Viani Padi
|
MVP
|
17.
|
Maria
Yosefin Paceli
|
MYP
|
18.
|
Maria
Yosephine Giolie Jama Namang
|
MYGJN
|
19.
|
Mario
Abdonsius Sado
|
MAS
|
20.
|
Maria
Susanti Segu
|
MSS
|
21.
|
Maria
Theresia Gau Gapo
|
MTGG
|
22.
|
Merlliana
Kristina Dhoti
|
MKD
|
23.
|
Maria
Etrisna Resi
|
MER
|
24.
|
Melania
Sofia Panda
|
MSP
|
25.
|
Natalia
Pia
|
NP
|
26.
|
Oktavianus
Nusa
|
ON
|
27.
|
Oskarius
Oliver Sale
|
OOS
|
28.
|
Priskasiana
Giwa
|
PG
|
29.
|
Rofinus
Erdan Wero
|
REW
|
30.
|
Rikardus
Koli Palu
|
RKP
|
31.
|
Sardianus
Dedu
|
SD
|
32.
|
Samsudin
Setu
|
SS
|
33.
|
Yasinta
Lawi
|
YL
|
Sebelum
peneliti menganalisis hasil tes kemampuan siswa kelas VIII/A SMP Negeri 1
Maurole Tahun Ajaran 2012/2013 dalam mengapresiasi puisi Terkenang: mu karya Sr. Wilda, CIJ maka terlebih dahulu peneliti
melakukan kegiatan belajar mengajar selama 2 kali pertemuan tentang mengapresiasi
puisi. Selanjutnya peneliti memberikan tes dalam bentuk pilihan ganda dikerjakan
secara individu. Siswa yang diteliti sebanyak 33 orang. Hasil tes dalam bentuk pilihan
ganda tersebut akan dianalisis untuk mengetahui Kemampuan Siswa Kelas VIII/A
SMP Negeri 1 Maurole Tahun Ajaran 2012/2013 dalam Mengapresiasi Puisi Terkenang: mu karya Sr. Wilda, CIJ.
Adapun
langkah-langkah pembelajaran yang ditempuh dalam pembelajaran mengapresiasi
puisi yaitu:
1. Tahap
Pertama
Sebelum peneliti mengemukakan masalah
yang akan dikerjakan oleh siswa, peneliti menentukan tujuan yang ingin dicapai
dalam mengapresiasi puisi. Selanjutnya, peneliti membagikan LKS yang di dalamnya
terdapat puisi Terkenang: mu karya
Sr. Wilda, CIJ dan siswa diberi waktu beberapa menit untuk membacakan puisi
tersebut.
2. Tahap
Kedua
Pada tahap ini peneliti mengajukan
permasalahan atau pertanyaan yang dapat menumbuhkan motivasi siswa untuk
mengemukakan pendapatnya. Permasalahannya atau pertanyaan tersebut berupa tugas
untuk menentukan tema, amanat, nada dan suasana dalam puisi tersebut.
3. Tahap
Ketiga
Pada tahap tiga ini siswa menetapkan
hipotesis atau praduga jawaban untuk dikaji lebih lanjut. Hipotesis yang
ditetapkan ini berkaitan dengan permasalahan yang diajukan oleh peneliti.
4. Tahap
Keempat
Pada tahap ini siswa mengapresiasi
beberapa kemungkinan jawaban atau menarik kesimpulan. Selanjutnya peneliti
mengumpulkan pekerjaan siswa untuk menjawab permasalahan yang diajukan oleh
peneliti dengan menyuruh siswa untuk menentukan tema, amanat, nada dan suasana
dalam puisi. Agar seluruh siswa yang ada di dalam kelas terlibat untuk
memecahkan masalah tersebut, maka setiap siswa mendapat giliran untuk
memberikan alasan atas hasil pekerjaannya. Dengan demikian siswa diarahkan
untuk menjawab permasalahan tersebut.
5. Tahap
Kelima
Pada tahap ini peneliti membimbing siswa
untuk merumuskan dan menemukan sendiri tentang pembelajaran materi mengapresiasi
puisi berdasarkan fakta-fakta atas jawaban tersebut. Selanjutnya peneliti
memberikan komentar dan penjelasan tentang hasil temuan siswa dan menjelaskan
kembali bagaimana menentukan tema, amanat, nada dan suasana dalam puisi
sehingga masalah tersebut dapat terjawab.
Beberapa
kriteria dalam memberikan penilaian atau skor terhadap hasil tes antara lain,
nilai setiap soal jika benar diberi nilai 10 dan yang salah diberikan nol 0.
Hasil tes kemampuan mengapresiasi puisi Terkenang:
mu Karya Sr. Wilda, CIJ dapat dilihat pada tabel Daftar Nilai Tes Prestasi
dibawah ini
TABEL 2
Tabel
di atas merupakan skor perolehan nilai dari 33 sampel dari 20 nomor soal dengan
skor: bagi yang menjawab benar diberi skor sepuluh (10) dan bagi yang menjawab
salah diberi skor nol (0). Dari data di atas dapat dilihat bahwa nilai yang
diperoleh adalah (5.0), (5.5), (6.0), (6.5), (7.0), (7.5), (8.0), (8.5), (9.0)
dan (9.5), dengan rumus (Faisal : 1989 ; Arikunto, 2002 : 266):
M= ∑ ( Æ’×x
n
keterangan:
x : besarnya nilai
berturut-turut
Æ’: frekuensi
∑:
jumlah keseluruhan
n: banyaknya siswa.
Dilihat
dari hasil tes pada tabel 2 tersebut dapat diketahui bahwa jumlah presentase
siswa yang menjawab benar untuk setiap soal adalah sebagai berikut:
1. Jumlah
siswa yang menjawab benar soal nomor 1 sebanyak 28 orang atau sebanyak 8,48%
2. Jumlah
siswa yang menjawab benar soal nomor 2 sebanyak 28 orang atau sebanyak 8,48%
3. Jumlah
siswa yang menjawab benar soal nomor 3 sebanyak 26 orang atau sebanyak 7,87%
4. Jumlah
siswa yang menjawab benar soal nomor 4 sebanyak 25 orang atau sebanyak 7,57%
5. Jumlah
siswa yang menjawab benar soal nomor 5 sebanyak 20 orang atau sebanyak 6,61%
6. Jumlah
siswa yang menjawab benar soal nomor 6 sebanyak 24 orang atau sebanyak 7,27%
7. Jumlah
siswa yang menjawab benar soal nomor 7 sebanyak 23 orang atau sebanyak 6,97%
8. Jumlah
siswa yang menjawab benar soal nomor 8 sebanyak 23 orang atau sebanyak 6,97%
9. Jumlah
siswa yang menjawab benar soal nomor 9 sebanyak 17 orang atau sebanyak 5,15%
10. Jumlah
siswa yang menjawab benar soal nomor 10 sebanyak 24 orang atau sebanyak 7,27%
11. Jumlah
siswa yang menjawab benar soal nomor 11 sebanyak 25 orang atau sebanyak 7,57%
12. Jumlah
siswa yang menjawab benar soal nomor 12 sebanyak 25 orang atau sebanyak 7,57%
13. Jumlah
siswa yang menjawab benar soal nomor 13 sebanyak 19 orang atau sebanyak 5,75%
14. Jumlah
siswa yang menjawab benar soal nomor 14 sebanyak 11 orang atau sebanyak 3,33%
15. Jumlah
siswa yang menjawab benar soal nomor 15 sebanyak 18 orang atau sebanyak 5,45%
16. Jumlah
siswa yang menjawab benar soal nomor 16 sebanyak 19 orang atau sebanyak 5,75%
17. Jumlah
siswa yang menjawab benar soal nomor 17 sebanyak 24 orang atau sebanyak 7,27%
18. Jumlah
siswa yang menjawab benar soal nomor 18 sebanyak 32 orang atau sebanyak 9,69%
19. Jumlah
siswa yang menjawab benar soal nomor 19 sebanyak 29 orang atau sebanyak 8,78%
20. Jumlah
siswa yang menjawab benar soal nomor 20 sebanyak 31 orang atau sebanyak 9,39%
Rata-rata presentase
yang dicapai siswa yang menjawab benar berdasarkan hasil tes pada tabel 2
tersebut di atas dapatlah diketahui bahwa jumlah dan presentase siswa yang
menjawab salah adalah sebagai berikut:
1. Jumlah
siswa yang menjawab salah soal nomor 1 sebanyak 5 orang atau sebanyak 1,51%
2. Jumlah
siswa yang menjawab salah soal nomor 2 sebanyak 5 orang atau sebanyak 1,51%
3. Jumlah
siswa yang menjawab salah soal nomor 3 sebanyak 7 orang atau sebanyak 2,12%
4. Jumlah
siswa yang menjawab salah soal nomor 4 sebanyak 8 orang atau sebanyak 2,42%
5. Jumlah siswa yang menjawab salah soal nomor 5
sebanyak 13 orang atau sebanyak 3,93%
6. Jumlah
siswa yang menjawab salah soal nomor 6 sebanyak 9 orang atau sebanyak 2,72%
7. Jumlah
siswa yang menjawab salah soal nomor 7 sebanyak 10 orang atau sebanyak 3,03%
8. Jumlah
siswa yang menjawab salah soal nomor 8 sebanyak 10 orang atau sebanyak 3,03%
9. Jumlah
siswa yang menjawab salah soal nomor 9 sebanyak 16 orang atau sebanyak 4,84%
10. Jumlah
siswa yang menjawab salah soal nomor 10 sebanyak 9 orang atau sebanyak 2,72%
11. Jumlah
siswa yang menjawab salah soal nomor 11 sebanyak 8 orang atau sebanyak 2,42%
12. Jumlah
siswa yang menjawab salah soal nomor 12 sebanyak 8 orang atau sebanyak 2,42%
13. Jumlah
siswa yang menjawab salah soal nomor 13 sebanyak 14 orang atau sebanyak 4,24%
14. Jumlah
siswa yang menjawab salah soal nomor 14 sebanyak 22 orang atau sebanyak 6,67%
15. Jumlah
siswa yang menjawab salah soal nomor 15 sebanyak 15 orang atau sebanyak 4,54%
16. Jumlah
siswa yang menjawab salah soal nomor 16 sebanyak 14 orang atau sebanyak 4,24%
17. Jumlah
siswa yang menjawab salah soal nomor 17 sebanyak 9 orang atau sebanyak 2,72%
18. Jumlah
siswa yang menjawab salah soal nomor 18 sebanyak 1 orang atau sebanyak 0,30%
19. Jumlah
siswa yang menjawab salah soal nomor 19 sebanyak 4 orang atau sebanyak 1,21%
20. Jumlah
siswa yang menjawab salah soal nomor 20 sebanyak 2 orang atau sebanyak 0,06%
Dilihat dari Kemampuan
Siswa Kelas VIII/A SMP Negeri 1 Maurole Tahun Ajaran 2012/2013 dalam
Mengapresiasi Puisi Terkenang: mu
Karya Sr. Wilda, CIJ terutama pada 33 orang siswa sampel yang mampuh menjawab
benar dan yang masih menjawab salah pada item pertanyaan yang diajukan, maka
dapat dilihat pada tabel 3 (tiga) daftar perolehan nilai berdasarkan hasil tes
dibawah ini:
Tabel
3
Daftar Perolehan Nilai Berdasarkan Hasil
Tes.
X
|
Æ’
|
Æ’×x
|
9.5
|
1
|
9.5
|
9.0
|
3
|
27
|
8.5
|
1
|
8.5
|
8.0
|
4
|
32
|
7.5
|
5
|
37.5
|
7.0
|
8
|
56
|
6.5
|
4
|
26
|
6.0
|
2
|
12
|
5.5
|
4
|
22
|
5.0
|
1
|
5.0
|
Jumlah
|
33
|
235.5
|
M= ∑ ( Æ’×x
)
n
M= 235.5
33
= 7.136
4.2. Pembahasan
Dari
hasil di atas maka peneliti menganalisisnya sebagai berikut:
1. Siswa
yang berhasil adalah siswa yang mendapat nilai 6.0 ke atas. Hal ini berarti
siswa tersebut mampu mengapresiasi puisi Terkenang:
mu karya Sr. Wilda, CIJ.
2. Siswa
yang kurang mampu adalah siswa yang mendapat nilai 5.5 ke bawah. Hal ini
berarti siswa tersebut kurang mampu dalam mengapresiasi puisi Terkenang: mu karya Sr. Wilda, CIJ.
Siswa yang mengikuti
tes berjumlah 33 orang dengan standar nilai terendah 5.0 dan nilai tertinggi
9.5. Siswa yang mampu sebanyak 27 orang dan siswa yang tidak mampu sebanyak 6
orang. Sesuai data yang telah dikemukakan di atas, maka penulis dapat
menentukan presentase keberhasilan dan kegagalan siswa sampel.
Peneliti menggunakan
rumus sebagai berikut:
1. Untuk
mengetahui presentase keberhasilan siswa.
= jumlah siswa yang berhasil ×
100%
Jumlah siswa sampel
= 27 × 100 %
33
= 81.81 %
2. Untuk
mengetahui presentase kegagalan siswa yakni:
= jumlah siswa yang gagal ×
100 %
Jumlah siswa sampel
= 6 × 100 %
33
= 18.18 %
Untuk lebih memperjelas
presentase keberhasilan dan kegagalan siswa sampel, dapat dilihat pada tabel
berikut ini:
Tabel 4
Presentase
Keberhasilan dan Kegagalan Siswa
No
|
Mampu / Kurang
Mampu
|
Jumlah Siswa
|
Presentase
|
1.
|
Siswa yang
mampu
|
27
|
81.81%
|
2.
|
Siswa yang
kurang mampu
|
6
|
18.18%
|
Berdasarkan analisis di
atas dapat dikatakan bahwa siswa kelas VIII/A SMP Negeri 1 Maurole Tahun Ajaran
2012/2013 mampu dalam memahami dan mengapresiasi puisi Terkenang: mu Karya Sr. Wilda, CIJ dengan presentase 81.81%
sebanyak 27 orang dengan nilai tertinggi 9.5, sedangkan yang kurang mampu hanya
18.18% sebanyak 6 orang dengan nilai terendah 5.0.
4.3.
Interprestasi Data
Dengan perolehan data ini
dapat diketahui faktor-faktor yang memotivasi siswa yang mampu berjumlah 27
orang sehingga mencapai presentase yang baik yaitu 81.81% karena sering diberi
latihan dan bimbingan tes. Pengajaran mengapresiasi puisi diberikan sesuai
program kurikulum yang berlaku. Pada umumnya siswa kelas VIII/A SMP Negeri 1
Maurole selalu mengikuti pelajaran sastra (puisi) karena guru sering
mengarahkan mereka untuk lebih banyak berlatih misalnya membuat puisi, membaca
puisi, berdeklamasi dan mendramatisasi puisi serta memaknai puisi.
Bagi siswa yang belum
mampu berjumlah 6 orang dengan tingkat keberhasilan 18.18% ditemukan alasan
karena kurang perhatian, kesehatan terganggu karena itu, ditempuh jalan keluar
dengan cara memberikan tugas-tugas tambahan, pengayaan, latihan secara terus
menerus dalam membuat puisi dan memaknai puisi.
BAB V
PENUTUP
Berdasarkan temuan dan
pembahasan pada bab IV maka pada bab ini akan dikemukan simpulan dan saran
sebagai berikut.
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil
temuan peneliti dapat menyimpulkan beberapa hal sebagai berikut:
Siswa kelas VIII/A SMP
Negeri 1 Maurole mampu memahami dan mengapresiasi puisi. Hal ini ditunjukkan
melalui hasil analisis data siswa yang mampu mencapai 81,81% yang dikategorikan
baik.
5.2 Saran
Berdasarkan simpulan di
atas maka dikemukakan saran-saran sebagai berikut:
1. Bagi
Siswa
Harus selalu
berpartisipasi aktif dengan berusaha untuk kreatif melalui kegiatan-kegiatan
membaca puisi baik pembelajaran di kelas maupun di luar kelas sebagai upaya
untuk meningkatkan kualitas diri.
2. Bagi
Sekolah
Harus dapat menyiapkan
berbagai sarana dan prasarana yang lengkap agar dapat menunjang prestasi
belajar siswa, khususnya pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia.
3. Bagi
Guru Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia
Harus mempersiapkan
diri secara matang dan menguasai materi Bahasa dan Sastra Indonesia pada
umumnya dan hendaknya lebih luwes dalam pembelajaran di kelas, menggunakan
berbagai metode yang menunjang.
4. Bagi
Orang Tua
Orang tua harus selalu
memperhatikan segala kebutuhan dan perlengkapan anaknya buku-buku yang dapat
menunjang kemampuan dalam pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Antara,
I. G. P. 1988. Acuan Pengajaran Puisi.
Denpasar: Kayu mas.
Arikunto,S.2003.
Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan.
Jakarta: Bumi Aksara.
Badudu,
J.S. dkk 2001. Kamus Umum Bahasa
Indonesia, Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
Darmono,
Supardi Djoko. 1980. Sastra di Sekolah Menengah.
Jakarta: Budaya Jaya
Endaswara.
2003. Metode Penelitian Sastra
Epistemologi, Model, Teori dan Ablikasi. Yogyakarta: Pustaka Widyatama.
Fanamic,
Z. 2001. Telaah Sastra. Yogjakarta:
IKIP Muhamadya Press.
Hasanudin
, W. S. 2001. Membaca dan Menilai Sastra.
Jakarta : Gramedia.
Jassin,
H.B 1968. Charil Anwar Pelopor Angkatan
45. Jakarta : Gunung Agung. 1976. Angkatan 66 prosa dan puisi.Jakarta :
Gunung Agung.
Keraf,
G . 1981 . Diksi dan Gaya Bahasa .
Ende : Nusa Indah.
Lumba, S.
K. Imelda. 2004. Analisis Struktur Kumpulan Puisi
Buah Rindu Amir Hamzah.( Skripsi) Ende: PBSI. FKIP Uniflor
Mantero,
Yosep . 2008 . Unsur Diksi dan Persajakan Dalam Kumpulan Puisi Serumpun Madah di Pintu Janji Karya Sr.
Wilda. (i) . (Skripsi) Ende: PBSI. FKIP. Uniflor
Pakeda ,
M . Pulubuhu Y . P . 1993 Bahasa Indonesia
Sebagai Mata Kuliah Dasar Umum Ende
Nusa Indah.
Poedjoesoe
Darmo, Soepomo. 1979. Komponen Tutur
Sebuah Makalah Dalam Seminar Masyarakat Linguistik Indonesia Tanggal 22 Sampai
24 Maret 1979 di Yogyakarta. Yogyakarta Pustaka Jaya.
Pradopo
R. D . Dkk. 2001. Puisi . Jakarta : Universitas Terbuka 2005. Pengkajian Puisi. Yogyakarta :
Universitas Gajah Mada.
Ratna, K. N. 2004 . Teori dan Teknik Penulisan Sastra. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Sage,
Kristina. 2006. Analisis Struktur Nilai Yang Terkandung Dalam Puisi Chairil Anwar.
( Skripsi ) Ende: PBSI. FKIP. Uniflor
Sahuda.
2009. Kemampuan Mengapresiasi Puisi Siswa Kelas VIII SLTP Mutmainah Ende Tahun
Ajaran 2009/2010. ( Skripsi ) Ende: PBSI. FKIP. Uniflor
Sarmento,
Aurora.2010. Kemampuan Mengapresiasi Puisi Siswa Kelas IV SDN Ende 5 Tahun
Ajaran 2009/2010. ( Skripsi ) Ende: PBSI. FKIP. Uniflor
Sayuki
S. A . 2002. Berkenalan Dengan Puisi
Yogyakarta : Garma Media. 2005 Taufik Ismail Karya Dan Dunianya. Jakarta ;
PT . Grasindo.
Surana,
F.X dkk 1986. Himpunan Materi Seni
Sastra. Solo : Tiga Serangkai.
Sr.
Wilda , (i) . 2007 . Serumpun Madah Di
Pintu Janji . Malang : Karmelindo
Susanto
. S. Sn. http. WWW. Bangka Belitung. Prof . co.id. (akses 20 oktober 2010 ).
Tarigan,
1986. Prinsp-prinsip Dasar Sastra.
Bandung
Teeuw
, A . 2003 . Sastra dan Ilmu Sastra.
Jakarta : Pustaka Jaya
Tjayono,
T. 1998. Sastra Indonesia Pengantar Teori
Apresiasi. Ende : Nusa Indah.
Usman,
Farida. 2009. Kemampuan Mengapresiasi Struktur Puisi Lonceng-lonceng Berkelenangan Karya W. S. Rendra Pada Siswa SMPK
Phaladhya Waiwerang Flores Timur Tahun Ajaran 2009/2010. ( Skripsi ) Ende:
PBSI. FKIP. Uniflor
Waluyo,
J. Herman. 1997. Apresiasi Puisi.
Yogyakarta: Kanisius.
INSTRUMEN PENILAIAN (1)
TES
KEMAMPUAN UNTUK SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 MAUROLE TAHUN AJARAN 2012/2013
A. IDENTITAS
SISWA
1.
Nama :
2.
Kelas :
3.
Tanda tangan :
B. PETUNJUK
1.
Bacalah dengan teliti
soal-soal dibawah ini!
2.
Dikerjakan sesuai
dengan jawaban!
Puisi Terkenang: mu
Oleh:
Sr. Wilda
Aku terkenang : mu
Ketika ruang ini keburu kosong
Sajak-sajak sakti yang kueja segera
Telah menoreh cerita purba
Sebab setiap aku memulai
Aku telah mengurungmu
Pada celah kembara
Aku terkenang :mu
Bayang yang merunduk
Tenang rebah di batas jarak
Yang kerap menjauh
Dari tatapanku yang kian hilang.
C.
Soal!
1.
Apa tema dari puisi di
atas?
a. Penantian
b. Mengenang
kembali masa lalu.
c.
Persahabatan
d. pendidikan
2.
Apa arti dari ungkapan “sajak-sajak sakti yang kuejah”?
a. Ungkapan-ungkapan
firman tuhan.
b. Merangkai
sebuah puisi.
c. Menulis
karangan masa lalu.
d. Persahabatan
3.
Perulangan utuh
terdapat pada kata?
a. Aku.
b. Sajak-sajak.
c. Mu.
d. Cerita.
4.
Nilai apa yang
terkandung pada puisi diatas?
a. Nilai
sosial.
b. Nilai
religi.
c. Nilai
budaya
d. Nilai
ekonomi.
5.
Puisi di atas
menggambarkan suasana?
a. Suasana
hening.
b. Suasana
gembira
c. Suasana
kacau
d. Suasana
duka
6.
Apa pesan-pesan yang
disampaikan dalam puisi diatas?
a. Hidup
adalah suatu pilihan.
b. Damai
yang membahagiakan.
c. Teman
adalah keluarga.
d. Mengenang
akan masa lalu.
7.
Bunyi yang paling
dominan menurut anda pada puisi diatas adalah?
a. Vokal
a
b. Vokal
e
c. Vokal i
d. Vokal u
8.
Apa keistimewaan dari
puisi “Terkenang : mu”?
a. Masa
lalu tidak akan dilupakan.
b. Mengenang
akan masa lalu.
c. Mengenang
akan teman baik.
d. Mengenang
akan keluarga.
9.
Apa yang kita perlu
teladani dari puisi “Terkenang : mu”
diatas?
a. Menjadi
orang lain.
b. Menjadi diri sendiri.
c. Menjadi
teman.
d. Mengenang
akan keluarga.
10.
Majas yang terkandung
dalam ungkapan “Sajak-sajak sakti yang ku
ejah” adalah majas?
a. Majas
pertentangan.
b. Majas
perulangan.
c. Majas
perbandingan.
d. Majas
personifikasi.
11.
“Bayang yang merunduk” Ungkapan ini merupakan citraan?
a. Citraan
gerak.
b. Citraan
penglihatan.
c. Citraan
pengecapan.
d. Citraan
rabaan.
12.
Arti ungkapan “Sebab setiap aku memulai,aku telah
mengurung mu” merupakan citraan?
a. Citraan
pendengaran.
b. Citraan
gerak.
c. Citraan
penciuman.
d. Citraan
rabaan
13.
Suasana yang tercipta
dalam ungkapan “Tenang rebah di batas
jarak yang telah menjauh”? menggambarkan suasana?
a. Suasana
tenang, hening.
b. Suasana gembira.
c. Suasana
bahagia.
d. Suasana
terharu.
14.
Perulangan kata sajak merupakan rima...?
a. Rima
awal.
b. Rima
depan.
c. Rima
tengah.
d. Rima
akhir.
15.
Apa maksud dari
ungkapan “Sebab setiap aku memulai aku telah mengurung mu”?
a. Cita-cita
yang belum tercapai.
b. Mengenang
akan masa lalu.
c. Mengenang
akan arti persahabatan.
d. Tercapainya
suatu cita-cita.
16.
Dari puisi di atas
manakah yang termasuk citraan penglihatan?
a. Dari tatapanku yang
kian hilang
b. Sajak-sajak sakti yang
kueja segera
c. Telah menoreh cerita
purba
d. Aku terkenang: mu
17.
Jelaskan apa arti dari
ungkapan “ yang kerap menjauh “?
a.
Mengenang seseorang.
b.
Sesuatu yang telah
menjauh.
c.
Merangkai sebuah puisi.
d.
Menjadi orang lain.
18.
Bunyi yang paling
dominan menurut anda yang terdapat dalam ungkapan “sajak-sajak sakti yang kueja segera”?
a. Vokal
e
b. Vokal
s
c. Vokal
a
d.
Vokal g
19.
Dari unkapan “ketika ruang ini keburu kosong”
merupakan citraan?
a. Citraan
gerak.
b. Citraan
rabaan
c. Citraan
penglihatan
d. Citraan
penciuman.
20.
Siapakah “Aku” yang terdapat dalam puisi “Terkenang: mu”?
a. Mereka.
b. Orang-orang
c. Pengarang
(Sr. Wilda, CIJ)
d. Teman
lama.
KUNCI
JAWABAN
1.
|
B
|
|
6.
|
A
|
|
11.
|
B
|
|
16.
|
A
|
2.
|
B
|
|
7.
|
A
|
|
12.
|
B
|
|
17.
|
B
|
3.
|
B
|
|
8.
|
A
|
|
13.
|
A
|
|
18.
|
C
|
4.
|
B
|
|
9.
|
B
|
|
14.
|
C
|
|
19.
|
C
|
5.
|
A
|
|
10.
|
B
|
|
15.
|
B
|
|
20.
|
C
|